PENDAPAT ULAMA SAHABAT

๐Ÿก Grup WA Srandakan belajar "Sunnah".

๐Ÿ“’
 *APAKAH PENDAPAT ULAMA' PARA SAHABAT NABI ADALAH DALIL YANG TIDAK BOLEH DISELISIHI*
๐Ÿ“•

๐ŸŽ™ *PERTANYAAN*:

"Apakah pendapat ulama para sahabat Nabi yang mereka mengetahui tentang tafsir Al Qur'an seperti Ibnu 'Abbas adalah hujjah ,sehingga tidak boleh menyelesihi pendapat mereka"?

๐ŸŽ™ *JAWABAN:*

"Pendapat sahabat Nabi di sisi para Ahli ilmu - apabila memang jalurnya sah - maka ada beberapa kondisi [ secara global ] yaitu :

๐Ÿฎ๐Ÿ›ก๐Ÿฎ๐Ÿ›ก *BAGIAN 1* ๐Ÿฎ๐Ÿ›ก๐Ÿฎ๐Ÿ›ก

Perkataan sahabat yang tidak mungkin dihasilkan dari ijtihad dan buah pemikiran,dan hanya melalui jalur riwayat saja, seperti tentang masalah yang ghoib.

Maka perkataan sahabat yang seperti ini dapat dijadikan sandaran dan dihukumi terangkat sampai Nabi [ hadits marfu' ] dikarenakan di sini mengandung makna kuat bahwa perkataan sahabat tersebut adalah perkataan Nabi shollallahu'alaihi wa sallam.

Dan terkadang para sahabat meriwayatkan sunah Nabi dengan lafazhnya dan disandarkan kepada Nabi - shollallahu'alaihi wa sallam - ,dan terkadang para sahabat meriwayatkan Sunnah dengan maknanya dan tidak disandarkan secara khusus apabila muncul dalam bentuk fatwa atau jawaban atas suatu pertanyaan.

Sebagai contoh :
Allah ta'ala berfirman :

ุงู„ْุญَุฌُّ ุฃَุดْู‡ُุฑٌ ู…َّุนْู„ُูˆู…َุงุชٌ ۚ ูَู…َู† ูَุฑَุถَ ูِูŠู‡ِู†َّ ุงู„ْุญَุฌَّ ูَู„َุง ุฑَูَุซَ ูˆَู„َุง ูُุณُูˆู‚َ ูˆَู„َุง ุฌِุฏَุงู„َ ูِูŠ ุงู„ْุญَุฌِّ ۗ ูˆَู…َุง ุชَูْุนَู„ُูˆุง ู…ِู†ْ ุฎَูŠْุฑٍ ูŠَุนْู„َู…ْู‡ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ۗ ูˆَุชَุฒَูˆَّุฏُูˆุง ูَุฅِู†َّ ุฎَูŠْุฑَ ุงู„ุฒَّุงุฏِ ุงู„ุชَّู‚ْูˆَู‰ٰ ۚ ูˆَุงุชَّู‚ُูˆู†ِ ูŠَุง ุฃُูˆู„ِูŠ ุงู„ْุฃَู„ْุจَุงุจِ [ุงู„ุจู‚ุฑุฉ : 197]

( 197 )   (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
[ QS Al Baqarah : 197 ]

Dari Abdullah bin 'Abbas - rodhiyallahu 'anhuma - :
"Tidak boleh ihrom untuk haji kecuali di bulan - bulan haji;maka yang termasuk Sunnah haji adalah ihrom [ niat haji ] di bulan - bulan haji "
[ HR Ibnu Khuzaimah dalam shohihnya 4/162 ]

Menyandarkan sesuatu kepada "Sunnah" tentu saja ditopang oleh riwayat bukan hanya sekedar pendapat dan ijtihad.

Al imam Ibnu Katsir - rohimahullah ta'ala - berkata :

"Dan ini jalurnya shohih, sedangkan perkataan seorang sahabat :

 " ู…ู† ุงู„ุณู†ุฉ ูƒุฐุง "
"Termasuk Sunnah adalah seperti ini "
Dihukumi hadits marfu' [ sampai kepada Rosulullah ] menurut kebanyakan ulama,lebih - lebih yang mengatakan adalah Abdullah bin 'Abbas ketika menafsirkan Al Qur'an,karena beliau termasuk pakar penafsir Al Qur'an [ di zaman Nabi ]
Selesai [ Tafsir Ibnu Katsir 1:541 ].

Akan tetapi dikecualikan dari hal ini apabila di sana terdapat makna yang kuat bahwa hal tersebut bersumber dari riwayat - riwayat isroiliyyat yang dinukil dari ahlulkitab [ Yahudi atau Nashroni ].

Berkata Syaikh Muhammad Al Amin As Syinqithiy - rohimahullah ta'ala - :

"Apabila perkataan sahabat tersebut memang tidak ada celah bagi pendapat di dalamnya maka perkataan sahabat tersebut dihukumi marfu' sebagaimana telah ditetapkan dalam ilmu hadits sehingga perkataan tersebut lebih dikedepankan daripada qiyas dan dikhususkan Nash dengan perkataan sahabat tersebut apabila tidak diketahui sahabat tersebut mengambil dari riwayat isroiliyyat".
Selesai [ Mudzakkirotu ushulilfiqhi : 256 ]

Maka jika mengandung makna kuat bahwa perkataan tersebut dinukil dari Ahlulkitab,maka pada kondisi ini dihukumi perkataan tersebut adalah kabar Isroiliyyat; dan hukum riwayat isroiliyyat adalah sebagaimaa dijelaskan oleh Syaikh pakar tafsir Muhammad Al Amin As Syinqithiy - rohimahullah ta'ala - :

" Dan telah diketahui bahwasannya riwayat dari Bani Israil termasuk kabar Isroiliyyat yang memiliki 3 kondisi hukum :

๐Ÿ€ *Salah satunya adalah wajib untuk dibenarkan* yaitu apabila terdapat dalil dari Al Qur'an dan As Sunnah yang sah yang membenarkannya.

๐Ÿ‰ *Yang kedua adalah wajib didustakan* yaitu riwayat isroiliyyat yang terdapat dalil dari Al Qur'an dan As Sunnah yang menunjukkan kedustaannya.

๐ŸŒด *Yang ke tiga adalah tidak boleh didustakan dan tidak pula dibenarkan* yaitu apabila tidak ada dalil dari Al-Qur'an dan Sunnah yang menetapkan kebenaran dan kedustaannya".
Selesai dari " Adwaulbayan [ 4:238 ]

Sebagai contoh :

Hadits tentang "Fitnah-fitnah" yang diriwayatkan oleh An Nasai dalam "As Sunan Al Kubro " [ 10/172-183 ],
dari Ibnu 'Abbas - rodhiyallahu'anhuma - dalam menafsirkan firman Allah ta'ala :

ูˆَูَุชَู†َّุงูƒَ ูُุชُูˆู†ًุง ۚ [ ุทู‡ : ูคู  ]

dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan;
[ QS Toha : 40 ]
Yaitu hadits yang sangat panjang.

Ibnu Katsir - rohimahullah ta'ala - setelah menyebutkan nya beliau bersabda :
"Demikianlah Al Imam An Nasai meriwayatkan dalam "As sunan Al Kubro,dan dikeluarkan juga oleh Abu Ja'far Bin Jarir dan Ibnu Abi Hatim dalam tafsir mereka semuanya dari hadits Yazid bin Harun dan statusnya adalah mauquf  termasuk perkataan Ibnu 'Abbas dan tidak ada yang marfu' kecuali hanya sedikit,
Dan sepertinya Ibnu 'Abbas - rodhiyallahu'anhu - telah mengambil dari kisah Isroiliyyat yang boleh dinukil dari Ka'ab Al ahbar atau selainnya, Wallahu a'lam.
Dan aku telah mendengar Syaikh kami Al Hafidz Abulhajjaj Al Mizzi berkata seperti itu juga".
Selesai dari "Tafsir Ibnu Katsir [ 5/293 ].

๐Ÿฎ๐Ÿ›ก๐Ÿฎ๐Ÿ›ก *BAGIAN KE DUA* ๐Ÿฎ๐Ÿ›ก๐Ÿฎ๐Ÿ›ก

Perkataan sahabat Nabi yang dikatakan dengan sebab ijtihad dan pendapat.

Maka yang seperti ini ada beberapa kondisi :

๐Ÿ *_Kondisi pertama_*

Apabila bertentangan dengan Nash Syar'i maka dikedepankan Nash dan perkataan sahabat tidak boleh diamalkan.

Contoh :
Allah ta'ala berfirman :

ูŠُูˆุตِูŠูƒُู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ูِูŠ ุฃَูˆْู„َุงุฏِูƒُู…ْ ۖ ู„ِู„ุฐَّูƒَุฑِ ู…ِุซْู„ُ ุญَุธِّ ุงู„ْุฃُู†ุซَูŠَูŠْู†ِ ۚ ูَุฅِู† ูƒُู†َّ ู†ِุณَุงุกً ูَูˆْู‚َ ุงุซْู†َุชَูŠْู†ِ ูَู„َู‡ُู†َّ ุซُู„ُุซَุง ู…َุง ุชَุฑَูƒَ ۖ ูˆَุฅِู† ูƒَุงู†َุชْ ูˆَุงุญِุฏَุฉً ูَู„َู‡َุง ุงู„ู†ِّุตْูُ ۚ  [ุงู„ู†ุณุงุก : 11]

Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta.
[ QS An Nisa' : 11 ]

Allah ta'ala menyatakan bahwa bagian warisan anak - anak wanita dengan anak - anak laki-laki,bagian warisan anak-anak wanita setiap orang apabila jumlahnya lebih dari dua dan bagian warisan anak wanita jika sendirian sedangkan tidak ada pernyataan atau Nash yang menunjukkan bagian bagi warisan dua saudara wanita.

Maka Ibnu 'Abbas - rodhiyallahu'anhu - berfatwa bahwa bagi dua wanita bersaudara mendapatkan setengah dari harta warisan padahal para ulama setelahnya sepakat/Ijma' menyelisihi pendapat Ibnu 'Abbas dan mereka mengatakan bahwa bagi mereka mendapatkan 2/3 harta warisan.

Ibnu Al Mundzir - rohimahullah ta'ala - berkata:
"Allah ta'ala mewajibkan bagian bagi satu anak wanita adalah setengah dan bagi anak wanita bersaudara lebih dari dua adalah 2/3 dan tidak mewajibkan bagian bagi dua anak wanita bersaudara secara Nash dalam Al Qur'an.
Dan para ulama telah sepakat bahwa warisan bagi dua anak wanita bersaudara adalah 2/3 bagian sehingga telah paten kesepakatan mereka dan setiap zaman telah berlaku seperti itu hingga waktu sekarang...".
Selesai dari kitab "Al Isrof 4/316.

Dan diantara sandaran para ulama adalah :

Hadits Jabir bin Abdillah - rodhiyallahu'anhu - berkata :

"Datanglah seorang istri dari Sa'ad bin ar Robi' bersama kedua putrinya dari perkawinannya dengan Sa'ad kepada Rosulullah shollallahu'alaihi wa sallam kemudian dia berkata :

"Wahai Rasulullah!ini adalah kedua putri Sa'ad bin Ar Robi' yang dia telah terbunuh mati syahid ketika berperang bersama anda di perang Uhud sedangkan pamannya telah mengambil harta keduanya sehingga tidak meninggalkan bagi mereka berdua harta serta tidak akan dinikahkan kecuali mereka berdua memiliki harta?".
Rosulullah bersabda :
"Allah akan memberikan keputusan tentang itu, kemudian turunlah ayat : ayat - ayat tentang hukum waris.maka kemudian Rosulullah mengutus seseorang kepada pamannya ,kemudian Rosulullah berkata kepadanya :
"Berikanlah 2/3 bagian harta warisan kepada kedua putri Sa'ad dan berikan kepada ibu mereka 1/8 dan sisanya adalah untukmu!".
[ HR At Tirmidzi :2092 seraya berkata : "hadits ini Hasan Shohih" dan dishohihkan oleh Al Hakim dan Adz Dzahabiy dalam "Al Mustadrok "[ 4:334 ] dan dihasankan  oleh Syaikh Al Albani dalam "Irwaulgholil [ 6/121-122 ]

Ibnu Hajar - rohimahullah ta'ala - berkata :
"Dan telah bersendirian Ibnu 'Abbas dalam menghukumi  bagian 2 anak wanita bersaudara sama seperti satu anak wanita sedangkan Jumhur menolak pendapat tersebut,dan mereka berselisih dalam sumber pengambilan pendapat mereka sehingga dikatakan hukum warisan bagi 2 anak wanita bersaudara sama seperti hukum warisan bagi  3 anak wanita bersaudara atau lebih,dan dalilnya adalah penjelasan dari Sunnah dikarenakan Ayat tersebut ketika mengandung makna kemungkinan yang Sunnah kemudian menjelaskan bahwa hukum bagia dua anak wanita bersaudara adalah seperti hukum anak wanita bersaudara lebih dari dua.
Dan yang demikian itu  jelas dalam sebab turunnya ayat ketika sang paman menghalangi dua anak perempuan Sa'ad untuk mengambil harta warisan maka sang ibu mengeluhkan kepada Rosulullah,maka Rosulullah bersabda :
"Allah akan memutuskan perkara itu"
Maka turunlah ayat tentang pembagian waris.
Lalu Rosulullah mengutus seseorang kepada sang paman tersebut dan berkata :
"Berikanlah 2/3 harta waris kepada 2 Puteri sa'ad!"
...dan kemungkinan Ibnu 'Abbas belum sampai kepadanya keterangan ini sehingga beliau mengambil dari zhohirnya ayat.
Selesai dari "Fathul bari [ 12/15 - 16 ]

๐Ÿ’ *_kondisi ke dua_*

Perkataan sahabat yang diselisihi oleh sahabat yang lain.

Maka dalam kondisi seperti ini perkataan seorang dari mereka bukanlah hujjah namun harus dikuatkan perkataan yang mana yang paling kuat dan tidak boleh keluar dari perkataan mereka semua.

Syaikhulislam Ibnu Taimiyah - rohimahullah ta'ala - berkata :
"Dan apabila para sahabat berselisih maka dikembalikan perselisihan mereka kepada Al Qur'an dan As Sunnah dan perkataan sebagian mereka bukanlah hujjah apabila menyelisihi perkataan sebagian sahabat yang lain sesuai kesepakatan para ulama'".
Selesai dari "Majmu' Al Fatawa [ 20:14] ".

Contohnya :
Seorang yang sedang haji kemudian dia bercampur dengan istrinya setelah tahallul awwal dan sebelum thowaf ifadhoh.

Ibnu 'Abbas - rodhiyallahu'anhu - berfatwa :
Bahwasanya dia cukup keluar saja menuju Tan'im kemudian umroh dan membayar fidyah.

Sedangkan Ibnu 'Umar - rodhiyallahu'anhu -  berfatwa bahwasanya hajinya telah rusak maka dia wajib haji sekali lagi.

Maka pada kondisi seperti ini diambil pendapat yang terkuat di antara pendapat mereka:
Syaikhulislam Ibnu Taimiyah - rohimahullah ta'ala - berkata :
"Qotadah meriwayatkan dari 'Ali bin 'Abdillah Al Baariqiy :
"Bahwasanya telah datang seorang laki-laki dan seorang wanita [ untuk meminta fatwa ] kepada Abdullah bin 'Umar keduanya telah melaksanakan seluruh manasik haji semuanya selain thowaf kemudian mereka melakukan jimak,maka Ibnu 'Umar berkata :
"Wajib bagi keduanya untuk haji di tahun depan"
Maka laki - laki itu berkata : " aku adalah seseorang yang datang dari negeri Oman sedangkan rumah kami adalah daerah pelosok".
Ibnu 'Umar berkata : " walaupun kalian dari negeri Oman dan rumah kalian di pelosok,hajilah kalian berdua di tahun depan!".

Kemudian mereka berdua mendatangi Ibnu 'Abbas ,maka Ibnu 'Abbas menyarankan mereka agar menuju Tan'im kemudian tahallul untuk umroh ,sehingga 4 mil menempati tempatnya 4 mil,ihrom ditempatnya ihrom,thowaf di tempatnya thowaf".
Diriwayatkan Sa'id bin Abi 'Arubah dalam manasik darinya ,dan diriwayatkan  oleh Malik dari Tsaur bin Zaid Ad daily dari Ikrimah dia berkata :
"Aku tidak menyangkanya kecuali dari Ibnu 'Abbas dia berkata :
"Orang yang mencampuri istrinya sebelum thowaf ifadhoh maka dia umroh saja dan membayar Al Hadyu"
....
Maka apabila para sahabat berselisih menjadi  dua pendapat :

1. mewajibkan haji sempurna
2. mewajibkan umroh

Maka tidak boleh keluar dari 2 pendapat tersebut dan tidak boleh merasa puas dengan selain pendapat mereka.
Selesai.
[ Syarhul'umdah - manasik 3:239-240 ]

๐Ÿ€ *_Kondisi ke tiga_*

Perkataan sahabat yang telah tenar dan tidak ada seorangpun dari sahabat yang lain yang menyelesihinya.

Maka yang seperti ini oleh jumhur ulama' adalah hujjah.
Syaikhulislam Ibnu Taimiyah berkata :
"Adapun perkataan para sahabat jika telah tersiar dan tidak ada pengingkaran di zamannya maka menurut jumhur ulama' perkataan sahabat ini ada hujjah"
Selesai dari Majmu' Al Fatawa [ 20/14 ].

Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithiy - rohimahullah - berkata :
" Dan jika - perkataan sahabat - tentang perkara yang memang ada ruang untuk berpendapat padanya kemudian perkataan tersebut telah tersebar di kalangan sahabat dan tidak nampak penyelisihan padanya maka itu adalah Ijma' sukutiy dan merupakan hujjah menurut kebanyakan ulama'.
Selesai dari Mudzakkirotu ushulilfiqhi hal : 256.

Contohnya :

Pada suatu hari 'Umar bin Khattab berkata kepada para sahabat Nabi - shollallahu'alaihi wa sallam - :
"Pada hal apa ayat ini turun ?

ุฃَูŠَูˆَุฏُّ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ุฃَู† ุชَูƒُูˆู†َ ู„َู‡ُ ุฌَู†َّุฉٌ

Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun ?

Maka para sahabat menjawab :
"Allah yang lebih mengetahui"

Maka marahlah 'Umar kemudian beliau berkata :
"Katakanlah : kami tahu atau kami tidak tahu!".
Maka Ibnu 'Abbas - rodhiyallahu'anhu - berkata :
"Wahai Amirul mukminin ada sesuatu dalam diriku mengenainya"
Berkatalah 'Umar : "wahai anak pamanku katakanlah pendapatmu dan janganlah memandang rendah dirimu!"
Ibnu 'Abbas berkata : "ayat tersebut dijadikan contoh dalam berbuat amalan"
'umar berkata : " amalan apa?"
Ibnu 'Abbas berkata : " untuk beramal "
Umar berkata : "yaitu untuk seorang laki - laki yang kaya yang beramal ketaatan kepada Allah 'azza wa jalla, kemudian Allah mengutus syaitan untuk mengganggunya sehingga dia berbuat maksiat sampai - sampai menghilangkan amal kebaikannya"
[ HR Al Bukhori : 4538 ]

Maka ini adalah tafsir Ibnu 'Abbas yang disetujui oleh 'Umar bin Al Khoththob  - rodhiyallahu'anhu - dan tidak ada seorangpun yang hadir yang mengingkari pendapatnya sehingga pendapat ini menjadi pendapat yang pantas dijadikan sandaran dalam menafsirkan ayat ini.
Oleh karena itu Ibnu Katsir - rohimahullah ta'ala - berkata setelah mendatangkan hadits tersebut :

Dalam hadits ini sudah cukup untuk menjadi tafsir ayat ini.
Selesai dari Tafsir Ibnu Katsir [ 1; 696 ]

๐ŸŒผ *_Kondisi ke empat_*

Perkataan sahabat Nabi apabila kita tidak mengetahui  kemasyhurannya dan kita tidak mengetahui adanya seorang sahabat Nabi yang lain yang mengingkarinya.

Maka jumhur 'ulama menerima perkataannya dan menjadikan perkataannya sebagai sandaran dalam berhujjah.

Syaikhulislam Ibnu Taimiyah berkata :
"Apabila sebagian sahabat berpendapat dan sahabat yang lain tidak menyelisihi pendapatnya dan perkataan tadi tidak masyhur maka terjadi beda pendapat ulama [ dalam menghukuminya ].
Jumhur ulama' menjadikannya sebagai hujjah seperti Abu Hanifah,imam Malik,imam Ahmad dalam pendapatnya yang Mashur dan imam Asy Syafi'i dalam salah satu pendapatnya serta dalam buku - bukunya yang baru beliau berhujjah dengannya tidak hanya dalam satu tempat...".
Selesai dari "Majmu'Al Fatawa"[ 20/14 ]

Dan termasuk dalam kondisi ini adalah apa yang menjadi pendapatnya Ibnu 'Abbas dalam hal tafsir,dan tidak diketahui sahabat Nabi yang lain yang menyelisihi dan tidak pula menyetujuinya.

Wallahu a'lam.

๐ŸŒ  https://islamqa.info/ar/229770

๐Ÿ–Š Alih bahasa : Juantara Abdulaziz

ูˆ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆ ุตุญุจู‡ ูˆ ุณู„ู…
ูˆ ุขุฎุฑ ุฏุนูˆุงู†ุง ุฃู† ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†

๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ

229770: ู‡ู„ ุฃู‚ูˆุงู„ ุนู„ู…ุงุก ุงู„ุตุญุงุจุฉ ุญุฌุฉ ู„ุง ูŠุฌูˆุฒ ู…ุฎุงู„ูุชู‡ุง

ุงู„ุณุคุงู„ :
ู‡ู„ ู‚ูˆู„ ุนู„ู…ุงุก ุงู„ุตุญุงุจุฉ ، ุงู„ุนุงุฑููŠู† ุจุชุฃูˆูŠู„ ุงู„ู‚ุฑุขู† ، ูƒุงุจู† ุนุจุงุณ ، ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู…ุง ، ุญุฌุฉ ، ู„ุง ูŠุฌูˆุฒ ู…ุฎุงู„ูุชู‡ุง ؟

ุชู… ุงู„ู†ุดุฑ ุจุชุงุฑูŠุฎ: 2015-05-12

ุงู„ุฌูˆุงุจ :
ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡
ู‚ูˆู„ ุงู„ุตุญุงุจูŠ ุนู†ุฏ ุฃู‡ู„ ุงู„ุนู„ู… - ุฅุฐุง ุตุญّ ุงู„ุณู†ุฏ ุฅู„ูŠู‡ - ู„ู‡ ุนุฏุฉ ุญุงู„ุงุช– ุนู„ู‰ ูˆุฌู‡ ุงู„ุงุฌู…ุงู„ - :
ุงู„ู‚ุณู… ุงู„ุฃูˆู„ :
ู‚ูˆู„ ุงู„ุตุญุงุจูŠ ุงู„ุฐูŠ ู„ุง ูŠู‚ุงู„ ู…ุซู„ู‡ ุจุงู„ุงุฌุชู‡ุงุฏ ูˆุงู„ุฑุฃูŠ ูˆุฅู†ู…ุง ุณุจูŠู„ู‡ ุงู„ุฑูˆุงูŠุฉ ูู‚ุท ، ูƒุฃู† ูŠูƒูˆู† ุนู† ุฃู…ุฑ ุบูŠุจูŠ ู…ุซู„ุง .
ูู‡ุฐุง ุงู„ู‚ูˆู„ ูŠุนุชู…ุฏ ุนู„ูŠู‡ ูˆูŠูƒูˆู† ู„ู‡ ุญูƒู… ุงู„ุฑูุน ، ูู‡ู†ุง ุงุญุชู…ุงู„ ู‚ูˆูŠ ุฃู†ู‡ ู…ู† ู‚ูˆู„ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ، ูˆุงู„ุตุญุงุจุฉ ุฃุญูŠุงู†ุง ูŠุฑูˆูˆู† ุงู„ุณู†ุฉ ุจู„ูุธู‡ุง ูˆู…ุณู†ุฏุฉ ุฅู„ู‰ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ، ูˆุฃุญูŠุงู†ุง ุจู…ุนู†ุงู‡ุง ูˆุบูŠุฑ ู…ุณู†ุฏุฉ ุฎุงุตุฉ ุฅุฐุง ุฎุฑุฌุช ุนู„ู‰ ุณุจูŠู„ ุงู„ูุชูˆู‰ ุฃูˆ ุงู„ุฌูˆุงุจ ุนู„ู‰ ุณุคุงู„ .
ู…ุซุงู„ ุฐู„ูƒ :
ู‚ุงู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ :
( ุงู„ْุญَุฌُّ ุฃَุดْู‡ُุฑٌ ู…َّุนْู„ُูˆู…َุงุชٌ ูَู…َู† ูَุฑَุถَ ูِูŠู‡ِู†َّ ุงู„ْุญَุฌَّ ูَู„َุง ุฑَูَุซَ ูˆَู„َุง ูُุณُูˆู‚َ ูˆَู„َุง ุฌِุฏَุงู„َ ูِูŠ ุงู„ْุญَุฌِّ ) ุงู„ุจู‚ุฑุฉ ( 197 ) .
ุนَู†ِ ุงุจْู†ِ ุนَุจَّุงุณٍ ู‚َุงู„َ: " ู„َุง ูŠُุญْุฑِู…ُ ุจِุงู„ْุญَุฌِّ ุฅِู„َّุง ูِูŠ ุฃَุดْู‡ُุฑِ ุงู„ْุญَุฌِّ ؛ ูَุฅِู†َّ ู…ِู†ْ ุณُู†َّุฉِ ุงู„ْุญَุฌِّ ุฃَู†ْ ุชُุญْุฑِู…َ ุจِุงู„ْุญَุฌِّ ูِูŠ ุฃَุดْู‡ُุฑِ ุงู„ْุญَุฌِّ " ุฑูˆุงู‡ ุงุจู† ุฎุฒูŠู…ุฉ ููŠ ุตุญูŠุญู‡ ( 4 / 162 ) .
ูู†ุณุจุฉ ุดูŠุก ุฅู„ู‰ ุงู„ุณู†ุฉ ุนู…ุฏุชู‡ ุงู„ุฑูˆุงูŠุฉ ู„ุง ุงู„ุฑุฃูŠ ูˆุงู„ุงุฌุชู‡ุงุฏ .
ู‚ุงู„ ุงุจู† ูƒุซูŠุฑ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ :
" ูˆู‡ุฐุง ุฅุณู†ุงุฏ ุตุญูŠุญ ، ูˆู‚ูˆู„ ุงู„ุตุญุงุจูŠ : " ู…ู† ุงู„ุณู†ุฉ ูƒุฐุง " ููŠ ุญูƒู… ุงู„ู…ุฑููˆุน ุนู†ุฏ ุงู„ุฃูƒุซุฑูŠู† ، ูˆู„ุง ุณูŠู…ุง ู‚ูˆู„ ุงุจู† ุนุจุงุณ ุชูุณูŠุฑุง ู„ู„ู‚ุฑุขู† ، ูˆู‡ูˆ ุชุฑุฌู…ุงู†ู‡ " .
ุงู†ุชู‡ู‰ ู…ู†" ุชูุณูŠุฑ ุงุจู† ูƒุซูŠุฑ " ( 1 / 541 ).
ู„ูƒู† ูŠุณุชุซู†ู‰ ู…ู† ู‡ุฐุง ุฅุฐุง ูƒุงู† ู‡ู†ุงูƒ ุงุญุชู…ุงู„ ู‚ูˆูŠ ุฃู†ู‡ ู…ู† ุงู„ุฑูˆุงูŠุงุช ุงู„ุงุณุฑุงุฆูŠู„ูŠุฉ ุงู„ู…ู†ู‚ูˆู„ุฉ ุนู† ุฃู‡ู„ ุงู„ูƒุชุงุจ .
ู‚ุงู„ ู…ุญู…ุฏ ุงู„ุฃู…ูŠู† ุงู„ุดู†ู‚ูŠุทูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ :
" ูุฅู† ูƒุงู† ู…ู…ุง ู„ุง ู…ุฌุงู„ ู„ู„ุฑุฃูŠ ููŠู‡ ูู‡ูˆ ููŠ ุญูƒู… ุงู„ู…ุฑููˆุน ، ูƒู…ุง ุชู‚ุฑุฑ ููŠ ุนู„ู… ุงู„ุญุฏูŠุซ ، ููŠู‚ุฏَّู…ُ ุนู„ู‰ ุงู„ู‚ูŠุงุณ ، ูˆูŠُุฎَุตُّ ุจู‡ ุงู„ู†ุต , ุฅู† ู„ู… ูŠُุนْุฑَู ุงู„ุตุญุงุจูŠ ุจุงู„ุฃุฎุฐ ู…ู† ุงู„ุฅุณุฑุงุฆูŠู„ูŠุงุช " .
ุงู†ุชู‡ู‰ ู…ู† " ู…ุฐูƒุฑุฉ ุฃุตูˆู„ ุงู„ูู‚ู‡ " ( ุต 256 ) .

ูุฅุฐุง ูƒุงู† ุงู„ุงุญุชู…ุงู„ ุงู„ู‚ูˆูŠ ุฃู†ู‡ ู…ู† ุงู„ุฃุฎุจุงุฑ ุงู„ู…ู†ู‚ูˆู„ุฉ ุนู† ุฃู‡ู„ ุงู„ูƒุชุงุจ ؛ ูููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุญุงู„ุฉ ูŠูƒูˆู† ู„ู‡ ุญูƒู… ุงู„ุฃุฎุจุงุฑ ุงู„ุฅุณุฑุงุฆูŠู„ูŠุฉ ؛ ูˆุญูƒู…ู‡ุง ูƒู…ุง ุจูŠู†ู‡ ุงู„ุดูŠุฎ ุงู„ู…ูุณุฑ ู…ุญู…ุฏ ุงู„ุฃู…ูŠู† ุงู„ุดู†ู‚ูŠุทูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ :
" ู…ู† ุงู„ู…ุนู„ูˆู… ุฃู† ู…ุง ูŠุฑูˆู‰ ุนู† ุจู†ูŠ ุฅุณุฑุงุฆูŠู„ ู…ู† ุงู„ุฃุฎุจุงุฑ ุงู„ู…ุนุฑูˆูุฉ ุจุงู„ุฅุณุฑุงุฆูŠู„ูŠุงุช ู„ู‡ ุซู„ุงุซ ุญุงู„ุงุช : ููŠ ูˆุงุญุฏุฉ ู…ู†ู‡ุง ูŠุฌุจ ุชุตุฏูŠู‚ู‡ ، ูˆู‡ูŠ ู…ุง ุฅุฐุง ุฏู„ ุงู„ูƒุชุงุจ ุฃูˆ ุงู„ุณู†ุฉ ุงู„ุซุงุจุชุฉ ุนู„ู‰ ุตุฏู‚ู‡ . ูˆููŠ ูˆุงุญุฏุฉ ูŠุฌุจ ุชูƒุฐูŠุจู‡ ، ูˆู‡ูŠ ู…ุง ุฅุฐุง ุฏู„ ุงู„ู‚ุฑุขู† ุฃูˆ ุงู„ุณู†ุฉ ุฃูŠุถุง ุนู„ู‰ ูƒุฐุจู‡ . ูˆููŠ ุงู„ุซุงู„ุซุฉ ู„ุง ูŠุฌูˆุฒ ุงู„ุชูƒุฐูŠุจ ูˆู„ุง ุงู„ุชุตุฏูŠู‚ ، ูˆู‡ูŠ ู…ุง ุฅุฐุง ู„ู… ูŠุซุจุช ููŠ ูƒุชุงุจ ูˆู„ุง ุณู†ุฉ ุตุฏู‚ู‡ ูˆู„ุง ูƒุฐุจู‡ " .
ุงู†ุชู‡ู‰ ู…ู† " ุฃุถูˆุงุก ุงู„ุจูŠุงู† " ( 4 / 238 ) .
ูˆู…ุซุงู„ ุฐู„ูƒ :
" ุญุฏูŠุซ ุงู„ูุชูˆู† " ุงู„ุฐูŠ ุฑูˆุงู‡ ุงู„ู†ุณุงุฆูŠ ููŠ " ุงู„ุณู†ู† ุงู„ูƒุจุฑู‰ " ( 10 / 172 – 183 ) ุนู† ุงุจู† ุนุจุงุณ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ููŠ ุชูุณูŠุฑ ู‚ูˆู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : ( ูˆَูَุชَู†َّุงูƒَ ูُุชُูˆู†ًุง ) ุทู‡ / 40 ، ูˆู‡ูˆ ุญุฏูŠุซ ุทูˆูŠู„ ุฌุฏุง .
ู‚ุงู„ ุงุจู† ูƒุซูŠุฑ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุจุนุฏ ุฃู† ุฐูƒุฑู‡ :
" ู‡ูƒุฐุง ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุฅู…ุงู… ุงู„ู†ุณุงุฆูŠ ููŠ ุงู„ุณู†ู† ุงู„ูƒุจุฑู‰ ، ูˆุฃุฎุฑุฌู‡ ุฃุจูˆ ุฌุนูุฑ ุจู† ุฌุฑูŠุฑ ูˆุงุจู† ุฃุจูŠ ุญุงุชู… ููŠ ุชูุณูŠุฑูŠู‡ู…ุง ูƒู„ู‡ู… ู…ู† ุญุฏูŠุซ ูŠุฒูŠุฏ ุจู† ู‡ุงุฑูˆู† ุจู‡ ، ูˆู‡ูˆ ู…ูˆู‚ูˆู ู…ู† ูƒู„ุงู… ุงุจู† ุนุจุงุณ ، ูˆู„ูŠุณ ููŠู‡ ู…ุฑููˆุน ุฅู„ุง ู‚ู„ูŠู„ ู…ู†ู‡ ، ูˆูƒุฃู†ู‡ ุชู„ู‚ุงู‡ ุงุจู† ุนุจุงุณ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู…ู…ุง ุฃุจูŠุญ ู†ู‚ู„ู‡ ู…ู† ุงู„ุฅุณุฑุงุฆูŠู„ูŠุงุช ุนู† ูƒุนุจ ุงู„ุฃุญุจุงุฑ ุฃูˆ ุบูŠุฑู‡ ، ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู… . ูˆุณู…ุนุช ุดูŠุฎู†ุง ุงู„ุญุงูุธ ุฃุจุง ุงู„ุญุฌุงุฌ ุงู„ู…ุฒูŠ ูŠู‚ูˆู„ ุฐู„ูƒ ุฃูŠุถุง " ุงู†ุชู‡ู‰ ู…ู† " ุชูุณูŠุฑ ุงุจู† ูƒุซูŠุฑ " ( 5 / 293 ) .
ุงู„ู‚ุณู… ุงู„ุซุงู†ูŠ :
ู‚ูˆู„ ุงู„ุตุญุงุจูŠ ุงู„ุฐูŠ ูŠู‚ุงู„ ู…ุซู„ู‡ ุจุงู„ุงุฌุชู‡ุงุฏ ูˆุงู„ุฑุฃูŠ .
ูˆู‡ุฐุง ู„ู‡ ุนุฏุฉ ุญุงู„ุงุช :
ุงู„ุญุงู„ุฉ ุงู„ุฃูˆู„ู‰ :
ุฅุฐุง ุฎุงู„ู ู†ุตุง ุดุฑุนูŠุง : ููŠู‚ุฏู… ุงู„ู†ุต ูˆู„ุง ูŠุนู…ู„ ุจู‚ูˆู„ ุงู„ุตุญุงุจูŠ .
ู…ุซุงู„ ุฐู„ูƒ :
ู‚ุงู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ :
( ูŠُูˆุตِูŠูƒُู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ูِูŠ ุฃَูˆْู„َุงุฏِูƒُู…ْ ู„ِู„ุฐَّูƒَุฑِ ู…ِุซْู„ُ ุญَุธِّ ุงู„ْุฃُู†ุซَูŠَูŠْู†ِ ูَุฅِู† ูƒُู†َّ ู†ِุณَุงุกً ูَูˆْู‚َ ุงุซْู†َุชَูŠْู†ِ ูَู„َู‡ُู†َّ ุซُู„ُุซَุง ู…َุง ุชَุฑَูƒَ ูˆَุฅِู† ูƒَุงู†َุชْ ูˆَุงุญِุฏَุฉً ูَู„َู‡َุง ุงู„ู†ِّุตْูُ ) ุงู„ู†ุณุงุก ( 11 ) .
ูุงู„ู„ู‡ ู†ุต ุนู„ู‰ ู†ุตูŠุจ ู…ูŠุฑุงุซ ุงู„ุจู†ุงุช ู…ุน ุงู„ุฃูˆู„ุงุฏ ، ูˆู†ุตูŠุจ ุงู„ุจู†ุงุช ู„ูˆุญุฏู‡ู† ุฅุฐุง ูƒู† ููˆู‚ ุงุซู†ุชูŠู† ูˆุนู„ู‰ ู†ุตูŠุจ ุงู„ุจู†ุช ูˆุญุฏู‡ุง ، ูˆู„ู… ูŠู†ุต ุนู„ู‰ ู†ุตูŠุจ ุงู„ุจู†ุชูŠู† .
ูุงุจู† ุนุจุงุณ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู…ุง ุฃูุชู‰ ุจุฃู† ู„ู„ุจู†ุชูŠู† ู†ุตู ุงู„ุชุฑูƒุฉ .
ูˆู‚ุฏ ุฃุฌู…ุน ุฃู‡ู„ ุงู„ุนู„ู… ุจุนุฏู‡ ุนู„ู‰ ุฎู„ุงู ู‚ูˆู„ู‡ ูˆู‚ุงู„ูˆุง ุจุฃู† ู„ู‡ู† ุงู„ุซู„ุซูŠู† .
ู‚ุงู„ ุงุจู† ุงู„ู…ู†ุฐุฑ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ :
" ูˆูุฑุถ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู„ู„ุจู†ุช ุงู„ูˆุงุญุฏุฉ ุงู„ู†ุตู ، ูˆูุฑุถ ู„ู…ุง ููˆู‚ ุงู„ุซู†ุชูŠู† ู…ู† ุงู„ุจู†ุงุช ุงู„ุซู„ุซูŠู† ، ูˆู„ู… ูŠูุฑุถ ู„ู„ุจูŠู†ุชูŠู† ูุฑุถุงً ู…ู†ุตูˆุตุง ููŠ ูƒุชุงุจู‡ .
ูˆุฃุฌู…ุน ุฃู‡ู„ ุงู„ุนู„ู… ุนู„ู‰ ุฃู† ู„ู„ุซู†ุชูŠู† ู…ู† ุงู„ุจู†ุงุช ุงู„ุซู„ุซูŠู† ، ูุซุจุช ุฐู„ูƒ ุจุฅุฌู…ุงุนู‡ู… ูˆุชูˆุงุฑุซ ููŠ ูƒู„ ุฒู…ุงู† ุนู„ู‰ ุฐู„ูƒ ุฅู„ู‰ ู‡ุฐุง ุงู„ูˆู‚ุช ..." ุงู†ุชู‡ู‰ ู…ู† " ุงู„ุฅุดุฑุงู " ( 4 / 316 ) .
ูˆู…ู…ุง ุงุณุชุฏู„ ุจู‡ ุฃู‡ู„ ุงู„ุนู„ู… .
ุญุฏูŠุซ ุฌَุงุจِุฑِ ุจْู†ِ ุนَุจْุฏِ ุงู„ู„َّู‡ِ ู‚َุงู„َ: " ุฌَุงุกَุชْ ุงู…ْุฑَุฃَุฉُ ุณَุนْุฏِ ุจْู†ِ ุงู„ุฑَّุจِูŠุนِ ุจِุงุจْู†َุชَูŠْู‡َุง ู…ِู†ْ ุณَุนْุฏٍ ุฅِู„َู‰ ุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ، ูَู‚َุงู„َุชْ : ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ، ู‡َุงุชَุงู†ِ ุงุจْู†َุชَุง ุณَุนْุฏِ ุจْู†ِ ุงู„ุฑَّุจِูŠุนِ ، ู‚ُุชِู„َ ุฃَุจُูˆู‡ُู…َุง ู…َุนَูƒَ ูŠَูˆْู…َ ุฃُุญُุฏٍ ุดَู‡ِูŠุฏًุง ، ูˆَุฅِู†َّ ุนَู…َّู‡ُู…َุง ุฃَุฎَุฐَ ู…َุงู„َู‡ُู…َุง ، ูَู„َู…ْ ูŠَุฏَุนْ ู„َู‡ُู…َุง ู…َุงู„ًุง ูˆَู„َุง ุชُู†ْูƒَุญَุงู†ِ ุฅِู„َّุง ูˆَู„َู‡ُู…َุง ู…َุงู„ٌ ، ู‚َุงู„َ: ูŠَู‚ْุถِูŠ ุงู„ู„َّู‡ُ ูِูŠ ุฐَู„ِูƒَ ، ูَู†َุฒَู„َุชْ : ุขูŠَุฉُ ุงู„ู…ِูŠุฑَุงุซِ ، ูَุจَุนَุซَ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุฅِู„َู‰ ุนَู…ِّู‡ِู…َุง ، ูَู‚َุงู„َ : ุฃَุนْุทِ ุงุจْู†َุชَูŠْ ุณَุนْุฏٍ ุงู„ุซُّู„ُุซَูŠْู†ِ ، ูˆَุฃَุนْุทِ ุฃُู…َّู‡ُู…َุง ุงู„ุซُّู…ُู†َ ، ูˆَู…َุง ุจَู‚ِูŠَ ูَู‡ُูˆَ ู„َูƒَ ) ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ( 2092 ) ูˆู‚ุงู„ : " ู‡َุฐَุง ุญَุฏِูŠุซٌ ุตَุญِูŠุญٌ " ، ูˆุตุญุญู‡ ุงู„ุญุงูƒู… ูˆุงู„ุฐู‡ุจูŠ " ุงู„ู…ุณุชุฏุฑูƒ " ( 4 / 334 ) ، ูˆุญุณู†ู‡ ุงู„ุฃู„ุจุงู†ูŠ " ุฅุฑูˆุงุก ุงู„ุบู„ูŠู„ " ( 6 / 121 – 122 ) .
ู‚ุงู„ ุงุจู† ุญุฌุฑ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ :
" ูˆู‚ุฏ ุงู†ูุฑุฏ ุจู† ุนุจุงุณ ุจุฃู† ุญูƒู…ู‡ู…ุง ุญูƒู… ุงู„ูˆุงุญุฏุฉ ูˆุฃุจู‰ ุฐู„ูƒ ุงู„ุฌู…ู‡ูˆุฑ ، ูˆุงุฎุชู„ู ููŠ ู…ุฃุฎุฐู‡ู… ูู‚ูŠู„ ุญูƒู…ู‡ู…ุง ุญูƒู… ุงู„ุซู„ุงุซ ูู…ุง ุฒุงุฏ ، ูˆุฏู„ูŠู„ู‡ ุจูŠุงู† ุงู„ุณู†ุฉ ูุฅู† ุงู„ุขูŠุฉ ู„ู…ุง ูƒุงู†ุช ู…ุญุชู…ู„ุฉ ุจูŠู†ุช ุงู„ุณู†ุฉ ุฃู† ุญูƒู…ู‡ู…ุง ุญูƒู… ู…ุง ุฒุงุฏ ุนู„ูŠู‡ู…ุง ، ูˆุฐู„ูƒ ูˆุงุถุญ ููŠ ุณุจุจ ุงู„ู†ุฒูˆู„ ูุฅู† ุงู„ุนู… ู„ู…ุง ู…ู†ุน ุงู„ุจู†ุชูŠู† ู…ู† ุงู„ุฅุฑุซ ูˆุดูƒุช ุฐู„ูƒ ุฃู…ู‡ู…ุง ู‚ุงู„ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู„ู‡ุง ( ูŠู‚ุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ููŠ ุฐู„ูƒ ) ูู†ุฒู„ุช ุขูŠุฉ ุงู„ู…ูŠุฑุงุซ ، ูุฃุฑุณู„ ุฅู„ู‰ ุงู„ุนู… ูู‚ุงู„ : ( ุงุนุท ุจู†ุชูŠ ุณุนุฏ ุงู„ุซู„ุซูŠู† ) ... ูˆูŠุนุชุฐุฑ ุนู† ุงุจู† ุนุจุงุณ ุจุฃู†ู‡ ู„ู… ูŠุจู„ุบู‡ ููˆู‚ู ู…ุน ุธุงู‡ุฑ ุงู„ุขูŠุฉ " ุงู†ุชู‡ู‰ ู…ู† " ูุชุญ ุงู„ุจุงุฑูŠ " ( 12 / 15 – 16 ) .

ุงู„ุญุงู„ุฉ ุงู„ุซุงู†ูŠุฉ :
ู‚ูˆู„ ุงู„ุตุญุงุจูŠ ุฅุฐุง ุฎุงู„ูู‡ ุบูŠุฑู‡ ู…ู† ุงู„ุตุญุงุจุฉ .
ูููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุญุงู„ุฉ ู„ุง ูŠูƒูˆู† ู‚ูˆู„ ุฃุญุฏู‡ู… ุญุฌุฉ ุฏูˆู† ุงู„ุขุฎุฑ ، ุจู„ ูŠุฑุฌุญ ุจูŠู† ุฃู‚ูˆุงู„ู‡ู… ูˆู„ุง ูŠุฎุฑุฌ ุนู†ู‡ุง.
ู‚ุงู„ ุงุจู† ุชูŠู…ูŠุฉ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ :
"ูˆุฅู† ุชู†ุงุฒุนูˆุง ุฑุฏ ู…ุง ุชู†ุงุฒุนูˆุง ููŠู‡ ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ูˆุงู„ุฑุณูˆู„ ، ูˆู„ู… ูŠูƒู† ู‚ูˆู„ ุจุนุถู‡ู… ุญุฌุฉ ู…ุน ู…ุฎุงู„ูุฉ ุจุนุถู‡ู… ู„ู‡ ุจุงุชูุงู‚ ุงู„ุนู„ู…ุงุก " ุงู†ุชู‡ู‰ ู…ู† " ู…ุฌู…ูˆุน ุงู„ูุชุงูˆู‰ " ( 20 / 14 ) .
ูˆู…ุซุงู„ ู„ุฐู„ูƒ :
ุงู„ุญุงุฌ ุฅุฐุง ุฌุงู…ุน ุฒูˆุฌุชู‡ ุจุนุฏ ุงู„ุชุญู„ู„ ุงู„ุฃูˆู„ ูˆู‚ุจู„ ุทูˆุงู ุงู„ุฅูุงุถุฉ ، ูุฃูุชู‰ ุงุจู† ุนุจุงุณ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ؛ ุจุฃู†ู‡ ูŠูƒููŠู‡ ุฃู† ูŠุฎุฑุฌ ุฅู„ู‰ ุงู„ุชู†ุนูŠู… ููŠุนุชู…ุฑ ูˆุนู„ูŠู‡ ูุฏูŠุฉ .
ูˆุฃูุชู‰ ุงุจู† ุนู…ุฑ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ؛ ุจุฃู† ุญุฌู‡ ู‚ุฏ ูุณุฏ ، ูˆุนู„ูŠู‡ ุงู„ุญุฌ ู…ุฑุฉ ุฃุฎุฑู‰ .
ูููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุญุงู„ุฉ ูŠุฑุฌุญ ุจูŠู† ุฃู‚ูˆุงู„ู‡ู… .
ู‚ุงู„ ุดูŠุฎ ุงู„ุฅุณู„ุงู… ุงุจู† ุชูŠู…ูŠุฉ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ :
" ุฑูˆู‰ ู‚ุชุงุฏุฉ ุนู† ุนู„ูŠ ุจู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุจุงุฑู‚ูŠ : ( ุฃู† ุฑุฌู„ุง ูˆุงู…ุฑุฃุฉ ุฃุชูŠุง ุงุจู† ุนู…ุฑ ู‚ุถูŠุง ุงู„ู…ู†ุงุณูƒ ูƒู„ู‡ุง ู…ุง ุฎู„ุง ุงู„ุทูˆุงู ูุบุดูŠู‡ุง – ุฃูŠ ุฌุงู…ุนู‡ุง - ، ูู‚ุงู„ ุงุจู† ุนู…ุฑ : ุนู„ูŠู‡ู…ุง ุงู„ุญุฌ ุนุงู…ุง ู‚ุงุจู„ุง ، ูู‚ุงู„: ุฃู†ุง ุฅู†ุณุงู† ู…ู† ุฃู‡ู„ ุนู…ุงู† ، ูˆุฅู† ุฏุงุฑู†ุง ู†ุงุฆูŠุฉ ، ูู‚ุงู„: ูˆุฅู† ูƒู†ุชู…ุง ู…ู† ุฃู‡ู„ ุนู…ุงู† ، ูˆูƒุงู†ุช ุฏุงุฑูƒู…ุง ู†ุงุฆูŠุฉ ، ุญุฌุง ุนุงู…ุง ู‚ุงุจู„ุง ، ูุฃุชูŠุง ุงุจู† ุนุจุงุณ ، ูุฃู…ุฑู‡ู…ุง ุฃู† ูŠุฃุชูŠุง ุงู„ุชู†ุนูŠู… ، ููŠู‡ู„ุง ู…ู†ู‡ ุจุนู…ุฑุฉ ، ููŠูƒูˆู† ุฃุฑุจุนุฉ ุฃู…ูŠุงู„ ู…ูƒุงู† ุฃุฑุจุนุฉ ุฃู…ูŠุงู„ ، ูˆุฅุญุฑุงู… ู…ูƒุงู† ุฅุญุฑุงู… ، ูˆุทูˆุงู ู…ูƒุงู† ุทูˆุงู ) ุฑูˆุงู‡ ุณุนูŠุฏ ุจู† ุฃุจูŠ ุนุฑูˆุจุฉ ููŠ ุงู„ู…ู†ุงุณูƒ ุนู†ู‡ ، ูˆุฑูˆู‰ ู…ุงู„ูƒ ุนู† ุซูˆุฑ ุจู† ุฒูŠุฏ ุงู„ุฏูŠู„ูŠ ، ุนู† ุนูƒุฑู…ุฉ – ู‚ุงู„ : ู„ุง ุฃุธู†ู‡ ุฅู„ุง ุนู† ุงุจู† ุนุจุงุณ - ู‚ุงู„: " ุงู„ุฐูŠ ูŠุตูŠุจ ุฃู‡ู„ู‡ ู‚ุจู„ ุฃู† ูŠููŠุถ : ูŠุชุนู…ุฑ ูˆูŠู‡ุฏูŠ " ... ูุฅุฐุง ุงุฎุชู„ู ุงู„ุตุญุงุจุฉ ุนู„ู‰ ู‚ูˆู„ูŠู† :
ุฃุญุฏู‡ู…ุง: ุฅูŠุฌุงุจ ุญุฌ ูƒุงู…ู„ ، ูˆุงู„ุซุงู†ูŠ : ุฅูŠุฌุงุจ ุนู…ุฑุฉ . ู„ู… ูŠุฌุฒ ุงู„ุฎุฑูˆุฌ ุนู†ู‡ู…ุง ، ูˆุงู„ุงุฌุชุฒุงุก ุจุฏูˆู† ุฐู„ูƒ " ุงู†ุชู‡ู‰ ู…ู† " ุดุฑุญ ุงู„ุนู…ุฏุฉ - ุงู„ู…ู†ุงุณูƒ " ( 3 / 239 – 240 ) .

ุงู„ุญุงู„ุฉ ุงู„ุซุงู„ุซุฉ :
ู‚ูˆู„ ุงู„ุตุญุงุจูŠ ุฅุฐุง ุงุดุชู‡ุฑ ูˆู„ู… ู†ุนู„ู… ุฃุญุฏุง ู…ู† ุงู„ุตุญุงุจุฉ ุฃู†ูƒุฑู‡ .
ูู…ุซู„ ู‡ุฐุง ุงู„ู‚ูˆู„ ุฌุนู„ู‡ ุฌู…ู‡ูˆุฑ ุฃู‡ู„ ุงู„ุนู„ู… ุญุฌุฉ .
ู‚ุงู„ ุงุจู† ุชูŠู…ูŠุฉ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ :
" ูˆุฃู…ุง ุฃู‚ูˆุงู„ ุงู„ุตุญุงุจุฉ ؛ ูุฅู† ุงู†ุชุดุฑุช ูˆู„ู… ุชู†ูƒุฑ ููŠ ุฒู…ุงู†ู‡ู… ูู‡ูŠ ุญุฌุฉ ุนู†ุฏ ุฌู…ุงู‡ูŠุฑ ุงู„ุนู„ู…ุงุก".
ุงู†ุชู‡ู‰ ู…ู† " ู…ุฌู…ูˆุน ุงู„ูุชุงูˆู‰ " ( 20 / 14 ) .
ูˆู‚ุงู„ ู…ุญู…ุฏ ุงู„ุงู…ูŠู† ุงู„ุดู†ู‚ูŠุทูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ :
" ูˆุฅู† ูƒุงู† – ุฃูŠ ู‚ูˆู„ ุงู„ุตุญุงุจูŠ – ู…ู…ุง ู„ู„ุฑุฃูŠ ููŠู‡ ู…ุฌุงู„ ، ูุฅู† ุงู†ุชุดุฑ ููŠ ุงู„ุตุญุงุจุฉ ูˆู„ู… ูŠุธู‡ุฑ ู„ู‡ ู…ุฎุงู„ู ูู‡ูˆ ุงู„ุฅุฌู…ุงุน ุงู„ุณูƒูˆุชูŠ ، ูˆู‡ูˆ ุญุฌุฉ ุนู†ุฏ ุงู„ุฃูƒุซุฑ " .
ุงู†ุชู‡ู‰ ู…ู† " ู…ุฐูƒุฑุฉ ุฃุตูˆู„ ุงู„ูู‚ู‡ " ( ุต 256 ) .
ูˆู…ุซุงู„ ุฐู„ูƒ :
ู‚َุงู„َ ุนُู…َุฑُ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡ُ ูŠَูˆْู…ًุง ู„ِุฃَุตْุญَุงุจِ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ : " ูِูŠู…َ ุชَุฑَูˆْู†َ ู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ุขูŠَุฉَ ู†َุฒَู„َุชْ : ( ุฃَูŠَูˆَุฏُّ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ุฃَู†ْ ุชَูƒُูˆู†َ ู„َู‡ُ ุฌَู†َّุฉٌ ) ؟ ู‚َุงู„ُูˆุง : ุงู„ู„َّู‡ُ ุฃَุนْู„َู…ُ ، ูَุบَุถِุจَ ุนُู…َุฑُ ูَู‚َุงู„َ : ู‚ُูˆู„ُูˆุง ู†َุนْู„َู…ُ ุฃَูˆْ ู„ุงَ ู†َุนْู„َู…ُ ، ูَู‚َุงู„َ ุงุจْู†ُ ุนَุจَّุงุณٍ : ูِูŠ ู†َูْุณِูŠ ู…ِู†ْู‡َุง ุดَูŠْุกٌ ูŠَุง ุฃَู…ِูŠุฑَ ุงู„ู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ ، ู‚َุงู„َ ุนُู…َุฑُ : ูŠَุง ุงุจْู†َ ุฃَุฎِูŠ ู‚ُู„ْ ูˆَู„ุงَ ุชَุญْู‚ِุฑْ ู†َูْุณَูƒَ ، ู‚َุงู„َ ุงุจْู†ُ ุนَุจَّุงุณٍ : ุถُุฑِุจَุชْ ู…َุซَู„ًุง ู„ِุนَู…َู„ٍ . ู‚َุงู„َ ุนُู…َุฑُ : ุฃَูŠُّ ุนَู…َู„ٍ ؟ ู‚َุงู„َ ุงุจْู†ُ ุนَุจَّุงุณٍ : ู„ِุนَู…َู„ٍ ، ู‚َุงู„َ ุนُู…َุฑُ: ู„ِุฑَุฌُู„ٍ ุบَู†ِูŠٍّ ูŠَุนْู…َู„ُ ุจِุทَุงุนَุฉِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุนَุฒَّ ูˆَุฌَู„َّ ، ุซُู…َّ ุจَุนَุซَ ุงู„ู„َّู‡ُ ู„َู‡ُ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†َ ูَุนَู…ِู„َ ุจِุงู„ْู…َุนَุงุตِูŠ ุญَุชَّู‰ ุฃَุบْุฑَู‚َ ุฃَุนْู…َุงู„َู‡ُ " ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ ( 4538 ) .
ูˆู‡ุฐุง ุชูุณูŠุฑ ู…ู† ุงุจู† ุนุจุงุณ ، ุฃู‚ุฑู‡ ุนู„ูŠู‡ ุนู…ุฑ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ، ูˆู„ู… ูŠู†ูƒุฑ ุนู„ูŠู‡ู…ุง ุฃุญุฏ ู…ู…ู† ุญุถุฑ ، ููŠูƒูˆู† ู‚ูˆู„ุง ู…ุนุชู…ุฏุง ููŠ ุชูุณูŠุฑ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุขูŠุฉ .
ูˆู„ู‡ุฐุง ู‚ุงู„ ุงุจู† ูƒุซูŠุฑ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุจุนุฏ ุฃู† ุฃูˆุฑุฏู‡ :
" ูˆููŠ ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ูƒูุงูŠุฉ ููŠ ุชูุณูŠุฑ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุขูŠุฉ " ุงู†ุชู‡ู‰ ู…ู† " ุชูุณูŠุฑ ุงุจู† ูƒุซูŠุฑ " ( 1 / 696 ) .

ุงู„ุญุงู„ุฉ ุงู„ุฑุงุจุนุฉ :
ู‚ูˆู„ ุงู„ุตุญุงุจูŠ ุฅุฐุง ู„ู… ู†ุนู„ู… ุจุงุดุชู‡ุงุฑู‡ ، ูˆู„ุง ู†ุนู„ู… ุฃู† ุฃุญุฏุง ู…ู† ุงู„ุตุญุงุจุฉ ุฃู†ูƒุฑู‡ .
ูุฌู…ู‡ูˆุฑ ุฃู‡ู„ ุงู„ุนู„ู… ุนู„ู‰ ู‚ุจูˆู„ ู‚ูˆู„ู‡ ูˆุงู„ุงุนุชู…ุงุฏ ุนู„ูŠู‡ .
ู‚ุงู„ ุงุจู† ุชูŠู…ูŠุฉ:
"ูˆุฅู† ู‚ุงู„ ุจุนุถู‡ู… ู‚ูˆู„ุงً ูˆู„ู… ูŠู‚ู„ ุจุนุถู‡ู… ุจุฎู„ุงูู‡ ูˆู„ู… ูŠู†ุชุดุฑ ؛ ูู‡ุฐุง ููŠู‡ ู†ุฒุงุน ، ูˆุฌู…ู‡ูˆุฑ ุงู„ุนู„ู…ุงุก ูŠุญุชุฌูˆู† ุจู‡ ؛ ูƒุฃุจูŠ ุญู†ูŠูุฉ ، ูˆู…ุงู„ูƒ ، ูˆุฃุญู…ุฏ ููŠ ุงู„ู…ุดู‡ูˆุฑ ุนู†ู‡ ، ูˆุงู„ุดุงูุนูŠ ููŠ ุฃุญุฏ ู‚ูˆู„ูŠู‡ ، ูˆููŠ ูƒุชุจู‡ ุงู„ุฌุฏูŠุฏุฉ ุงู„ุงุญุชุฌุงุฌ ุจู…ุซู„ ุฐู„ูƒ ููŠ ุบูŠุฑ ู…ูˆุถุน ... " .
ุงู†ุชู‡ู‰ ู…ู† " ู…ุฌู…ูˆุน ุงู„ูุชุงูˆู‰ " ( 20 / 14 ) .

ูˆูŠุฏุฎู„ ููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุญุงู„ุฉ ู…ุง ุงุณุชู†ุจุทู‡ ุงุจู† ุนุจุงุณ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู…ู† ุงู„ุชูุณูŠุฑ ، ูˆู„ู… ูŠุนุฑู ู„ู‡ ู…ุฎุงู„ู ูˆู„ุง ู…ูˆุงูู‚ ู…ู† ุงู„ุตุญุงุจุฉ .

ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู… .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISTRI MENGELUH KARENA BANYAK TAMU

Apa bukti Anda cinta kepada Allah ta'ala

PERBEDAAN ANTARA QODHO'DAN QODAR