DOA DAN TAQDIR

🍀 Srandakan belajar "Sunnah"

🛡🌼🛡🌼🛡🌼🛡🌼🛡🌼🛡🌼🛡🌼🛡🌼🛡

*MENGAPA KITA MASIH PERLU BERDOA PADAHAL SEGALA SESUATU SUDAH DITAQDIRKAN*?

☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕

🎙 *PERTANYAAN:*

"Mengapa kita harus berdoa? jika Allah berbuat apa Allah kehendaki dan Allah memberi bagi siapa yang dikehendaki meskipun mereka tidak memintanya,lalu bagaimana apabila kita berdoa namun tidak dikabulkan juga karena kita hanya sebagai manusia?sedangkan kalau kita tidak diberi [ setelah berdoa ] tentu saja akan mempengaruhi diri kita... jika semua telah ditakdirkan baik berdoa maupun tidak berdoa,mengapa tidak kita cukupkan saja dengan ibadah tidak perlu kita meminta dan berdoa?apakah yang seperti ini bermasalah atau tidak?"

🍒 *JAWABAN:*

"Al hamdulillah,
Mungkin pertanyaan anda akan kami jawab secara ringkas dan jelas bahwasanya kita berdoa kepada Allah ta'ala meskipun kita mengetahui bahwasanya segala sesuatu telah ditakdirkan dan segala sesuatu telah tertulis dalam Al lauhu al Mahfudz,dan demikian itu disebabkan karena 3 sebab pokok,sedangkan setiap sebab mengandung penjelasan dan pembahasan yang panjang dengan tulisan khusus :

🍁 *PERTAMA:*

 Kita berdoa kepada Allah ta'ala dikarenakan Allah ta'ala mencintai untuk melihat kita berada di pintu - Nya dalam kondisi menghinakan diri, kita meminta dan merendahkan diri kepada - Nya.
Maka permintaan dan merendahkan diri adalah salah satu wujud dari kefakiran atau butuhnya manusia kepada dzat yang maha kaya yang sempurna 'azza wa jalla ,yang disertai dengan kecintaan dan pengagungan terhadap - Nya secara sempurna, sebagaimana Allah ta'ala mencintai kita ketika kita rukuk dan sujud untuk mengagungkannya,dan kita berpuasa dalam rangka melaksanakan perintahnya dan ibadah - ibadah sejenisnya.
Begitu juga Allah mencintai kita apabila kita meminta kebutuhan - kebutuhan kita kepada - Nya  dan mencintai kita untuk bersandar selalu kepada-Nya.

Allah ta'ala berfirman :

وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِن فَضْلِهِ ۗ

dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya
[ QS An Nisa' : 32 ]

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ [الأعراف : 55]

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
[ QS Al A'rof : 55 ]

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ [فاطر : 15]

Hai manusia, kamulah yang membutuhkan Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.
[ QS Fathir : 15 ]

🍃 *KE DUA :*

Tidak ada seorangpun yang berbeda dengan anda bahwasanya segala sesuatu telah ditakdirkan oleh Allah ta'ala dan Tah tertulis di Al Lauh Al Mahfudz 50.000 tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi,namun yang terluput untuk anda kenali dari pertanyaan anda adalah bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala tidak hanya mencatat apa yang diberikan kepada anda atau tidak diberikan kepada anda,bahkan  Allah juga menakdirkan bagi anda pemberian kemudian menakdirkan juga sebabnya,dalam artian sebagai  contoh apabila Allah telah mentaqdirkan bagi anda untuk menikah maka Allah juga telah menulis bagi anda di sisinya bahwa anda akan mencurahkan tenaga untuk mengambil sebab - sebabnya yang mengantarkan anda kepada apa yang telah ditakdirkan kepada anda.

Apabila ada seorang dari mereka bertanya kepada anda  lalu berkata :

"Apabila makan dan minum memang telah ditakdirkan bagiku,maka tidak perlu lagi aku berusaha mencari rizki,
Karena apa yang telah ditakdirkan bagiku niscaya akan mendatangiku baik aku berusaha untuk mendapatkannya ataupun tidak!".

Maka dengan apa anda akan menjawab?

Kami akan menduga anda akan menjawab :
"Sesungguhnya anda jika makan dan minum dan itu telah ditakdirkan dan ditulis untuk anda,namun itu ditulis bersama sebabnya,sedangkan anda berdiri untuk menyiapkan makanan atau  membelinya atau anda bekerja mencari rizki agar mendapatkannya dan sebab - sebab semacamnya,semuanya mengantarkan anda kepada hasilnya,dan semua itu [ sebab dan musabbab ] adalah takdir Allah ta'ala.

*Penulisan takdir tidak sebatas hasilnya saja, namun juga sebabnya,maka apabila anda tidak mengambil sebab niscaya tidak akan datang hasilnya selama - lamanya.*
Maka demikian juga jawaban kami terhadap pertanyaan anda seputar doa [ mengapa kita harus berdoa ?]
Dikarenakan doa adalah salah satu sebab yang diperintahkan Allah bagi kita,bahkan Allah memberikan motivasi dan menganjurkannya bagi kita,dan menjadikannya sebagai perantara untuk mendapatkan musabbab [ hasilnya ],sebagaimana sebab - sebab yang lain,bahkan doa termasuk sebab yang paling bermanfaat untuk mendapatkan kebaikan agama dan dunia.

Syaikhulislam Ibnu Taimiyah - rohimahullah - berkata :
"Orang - orang yang menyangka bahwa apa yang didapatkan dengan sebab doa dan amal sholih serta amal - amal sholih yang lain ,kalau memang sudah taqdirnya niscaya akan didapatkan juga meskipun tanpa berdoa.
Namun apabila memang tidak ditakdirkan niscaya tidak akan bisa didapatkan.
Maka orang - orang [ yang memiliki persangkaan ini ] adalah seperti orang - orang yang berkata kepada Nabi - shollallahu'alaihi wa sallam - :

يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَفَلَا نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا، وَنَدَعُ الْعَمَلَ ؟ قَالَ : " اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ

Wahai Rosulullah,kenapa kita tidak pasrah saja dengan penulisan takdir kita dan tidak perlu beramal?"
Rosulullah menjawab :
"Beramallah !karena semua akan dimudahkan untuk mengamalkan apa yang dia diciptakan untuknya"

Didalam kitab sunan bahwasanya : dikatakan :

يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَرَأَيْتَ رُقًى نَسْتَرْقِيهَا وَدَوَاءً نَتَدَاوَى بِهِ وَتُقَاةً نَتَّقِيهَا، هَلْ تَرُدُّ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ شَيْئًا ؟ قَالَ : " هِيَ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ "

Wahai Rosulullah bagaimana menurut anda obat yang kita berobat dengannya,dan ruqyah yang kita meruqyah dengannya,dan perlindungan yang kita gunakan berlindung,apakah itu dapat menolak sesuatu dari takdir Allah ?
Maka Rosulullah bersabda : "Dia termasuk taqdir Allah".

Untuk itu ada ulama yang berkata :

الالتفات إلى الأسباب شرك في التوحيد،و محو الأسباب أن تكون أسبابا تغيير في وجه العقل،و الإعتراض عن الأسباب بالكلية قدح في الشرع..
و الله سبحانه خلق الأسباب و امسبب،و جعل هذا سببا لهذا

" Bersandar kepada sebab termasuk syirik dalam tauhid, menghapus sebab sebagai sebab termasuk merubah sisi akal ,dan berpaling dari sebab secara totalitas termasuk perbuatan tercela dalam syari'at..
Sedangkan Allah ta'ala yang telah menciptakan sebab dan musabbab ya [ hasilnya ],menjadikan yang ini sebagai sebab untuk ini".

Apabila ada yang berkata :

"Kalau memang ditakdirkan niscaya dapat berhasil meskipun tanpa sebab,namun jika memang tidak ditakdirkan niscaya tidak dapat berhasil"

Jawabannya :
Bahwasanya [ apa yang dihasilkan ]telah ditakdirkan dengan sebab,dan bukan ditakdirkan tanpa sebab, sebagaimana Nabi bersabda :

إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْجَنَّةَ، وَخَلَقَ لَهَا أَهْلًا، وَخَلَقَهَا لَهُمْ وَهُمْ فِي أَصْلَابِ آبَائِهِمْ، وَخَلَقَ النَّارَ، وَخَلَقَ لَهَا أَهْلًا، وَخَلَقَهَا لَهُمْ وَهُمْ فِي أَصْلَابِ آبَائِهِمْ ".
,[ رواه أبو داود : ٤٧١٣ ]
Sesungguhnya Allah telah menciptakan surga  dan telah menciptakan penghuni surga,dan Allah menciptakan surga padahal mereka masih berada ditulang sulbi bapak mereka,
Sesungguhnya Allah telah menciptakan neraka  dan telah menciptakan penghuni neraka ,dan Allah menciptakan neraka padahal mereka masih berada ditulang sulbi bapak mereka, [HR Abu Dawud : 4713 ]

Rosulullah bersabda  :

اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ ؛ أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ، وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ "

Beramallah,karena setiap orang akan dimudahkan kepada apa yang ditetapkan baginya, adapun orang yang termasuk Sa'adah [ bahagia ] niscaya dia akan dimudahkan mengamalkan amalan orang bahagia dan adapun seseorang yang termasuk penghuni neraka niscaya dia akan dimudahkan beramal amalan orang celaka [ penduduk neraka ]
Selesai dari " Majmu'Al Fatawa [ 8:138 - 139

Syaikhulislam - rohimahullah -  juga berkata :
"Yang benar adalah bahwasanya doa,tawakal dan amal sholih adalah sebab untuk mendapatkan kebaikan dunia dan kebaikan akhirat yang kita minta dalam doa,begitu maksiat adalah sebab [ terjadinya keburukan di dunia dan akhirat ].
Dan bahwasanya hukum yang terkait dengan sebab terkadang membutuhkan  terwujudnya syarat dan hilangnya penghalang - penghalangnya,maka apabila terwujud itu semua niscaya akan timbul hasilnya [ akibatnya ] tanpa diragukan lagi"
Selesai dari Majmu' Al Fatawa : 14/143

🍒 *KE TIGA*:

Kita berdoa kepada Allah ta'ala - meskipun kita tahu segala sesuatu telah ditakdirkan - agar Allah memberikan tambahan karunia - Nya kepada kita.
Dikarenakan terdapat hadits dari sahabat Abu Sa'id Al Khudri - rodhiyallahu'anhu - bahwasanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ، لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ، وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ : إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ". قَالُوا : إِذَنْ نُكْثِرَ. قَالَ : " اللَّهُ أَكْثَرُ

"Tidaklah seorang muslim berdoa dengan doa yang tidak terkandung di dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi kecuali Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari 3 hal :

Boleh jadi Allah akan segera mengabulkan doanya,boleh jadi Allah akan menyimpan baginya di akhirat,atau boleh jadi Allah akan palingkan darinya keburukan semisal doanya".

Para sahabat berkata : "kalau begitu kita perbanyak doa"

Rosulullah bersabda: "Allah lebih banyak [ mengabulkan dan kebaikannya daripada hamba - Nya ]

[ HR Ahmad dalam "Musnadnya Ahmad" 17/213,diharamkan oleh para peneliti dalam cetakan Muasassah Ar risalah dan dinilai baik sanadnya oleh Al Mundziri dalam " at targhib wa at targhib" serta dishohihkan Al Albani dalam "Shohih Al adab Al mufrod"[ 547 ].

Maka renungkanlah bagaimana kefaqihan para shohabat sehingga membawa mereka untuk banyak melakukan doa dikarenakan keutamaan doa yang sangat banyak yang telah mereka dengar,baik doa itu Akan terwujud di dunia ataupun tidak,baik dituliskan takdir dengan sebab yang lain maupun tidak.

Al 'allaamah Ibnu Hajar Al Haitami - rohimahullah - ditanya :
Sebagian manusia mengingkari disyariatkan doa ...dengan berdalil dengan hadits :

فرغ ربك من ثلاث رزقك و أجلك و شقي أم سعيد

Robbmu telah selesai dari 3 perkara :
Rizkimu,ajalmu,celaka dan bahagia.

Apakah benar begitu?

Maka beliau menjawab :
" Perkaranya tidak sebagaimana yang mereka sangka,dan konsekuensi baginya adalah membatalkan  doa dari pokoknya,dikarenakan semua apa yang terjadi padamu itu semua telah selesai ditetapkan Allah,oleh sebab itu sebagian Ahli bid'ah mengatakan demikian,sehingga mereka membatalkan doa dari pokoknya [ sebagai sebab ] dan mereka berkata :
"Tidak ada faidahnya berdoa ,karena jika apa yang diminta dengan doa telah terwujud  bagi orang yang berdoa sebelum dia berdoa maka doa setelahnya dengan permintaan itu adalah perbuatan sia - sia namun jika belum terwujud juga termasuk sia - sia [ karena semua telah selesai ditakdirkan ].

Dan ulama' Ahlussunah menjawab pendapat mereka :
"Bahwasanya yang dituntut dari doa adalah kehinaan hamba dan ketundukannya [ kepada Allah ],oleh karena itu ada hadits yang menyatakan bahwa :

إِنَّهُ مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ ".
رواه الترمذي : ٣٣٧٣
Sesungguhnya barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah niscaya Allah akan murka kepadanya
[ HR At Tirmidzi : 3373 ]

Dan di sebagian Atsar bahwa Allah ta'ala berkata kepada Musa - 'alaihissholatu wa sallam - :

"Wahai Musa! mintalah kepadaku segala sesuatu sampaipun garam adonanmu"

Bahwa doa itu memiliki faidah, dikarenakan  *perkara - perkara yang ditakdirkan itu ada 2 macam :*

📕 *1. At taqdir Al mubrom*

Apa yang ditakdirkan yang tidak terikat/tetap yaitu diungkapkan apa yang telah ditulis di lauhulmahfudz yang tidak menerima perubahan dan pergantian.

📒 *2. At Takdir Al Mu'allaq*

Apa yang ditakdirkan yang terkait dengan amal yang lain [ sebagai sebab ] yang diungkapkan dalam Al lauhulmahfudz yang menerima perubahan dan pergantian.

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala :

يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ ۖ وَعِندَهُ أُمُّ الْكِتَابِ [الرعد : 39]

Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).
[ QS Ar Ro'du : 39 ]

Termasuk hadits yang menyatakan bahwa silaturahmi menambah umur...

Begitu pula dengan doa:
*Terkadang apa yang diminta itu terkait dengan doa sehingga doa itu akan bermanfaat,dikarenakan doa tidak selamanya gagal, dikarenakan jika sesuatu [ yang ditakdirkan ] itu berkaitan dengan doa [ sebagai sebab ]niscaya doa ini akan bermanfaat, sebagaimana yang dikandung oleh sabda Rosulullah - shollallahu'alaihi wa sallam - :*

"لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ"

"Tidaklah bisa menolak takdir selain doa"
[ HR At Tirmidzi : 2139 ]

Namun jika sesuatu [ yang telah ditakdirkan ] tidak berkaitan dengan adanya amalan lain,maka doa masih tetap berfaidah yaitu mendapatkan pahala, dikarenakan doa termasuk ibadah.

Dan juga Allah ta'ala akan memberi ganti akan doanya dari apa yang tidak ditakdirkan baginya dengan ganti yang serupa atau yang lebih utama darinya, sebagaimana Allah pantas dengan kedermawan-Nya,kemuliaannya,keluasan karunia-Nya dan kelemah - lembutan - Nya.
Dari sanalah Allah ta'ala  menyatakan secara mutlak akan mengabulkan doa dan tidak mengikat dengan sesuatu apapun.

Allah ta'ala berfirman :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ [غافر : 60]

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".
[ QS Ghofir : 60 ]

أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ

Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,
[ QS Al Baqarah : 186 ]

Sedangkan kata kerja jika dalam sisi penetapan maka tidak berlaku umum,akan tetapi kata kerja ini pada posisi memberi makna umum sebagaimana para ahli mengatakan Nakiroh dalam redaksi memberi makna umum dikarenakan kata kerja dan Nakiroh mutsbat termasuk dalam satu lembah yang sama [ satu sumber ] baik umum maupun tidak umum,maka perhatikanlah seluruhnya.
Maka bahwa hal itu yang nampak bagiku - Al hamdulillah - dan tidak perlu tambahan atas kebaikan hal tersebut dan tidak perlu dikoreksi.

Kemudian aku melihat sebagian mereka  mengisyaratkan hal itu seraya berkata :

"Tidaklah mengingkari doa kecuali orang kafir dan mendustakan Al Qur'an dikarenakan Allah diibadahi oleh hambanya dengan doa dalam beberapa ayat Al Qur'an dan Allah menjanjikan mereka akan dikabulkannya doa atas apa yang Allah ketahui dengan salah satu dari 3 hal  sebagaimana dalam hadits :

*Dikabulkan, disimpan di akhirat atau dihapus darinya [ keburukan ]*
Selesai dari "Al Fatawa Al haditsiyyah" hal : 92.

🍒🍒 *KESIMPULAN:*🍒🍒

Bahwasanya kita berdoa dikarenakan doa merupakan sebab dikabulkan apa yang diminta secara sempurna sebagaimana makan dan minum merupakan sebab kenyang, sedangkan seorang muslim mengambil sebab dan bertawakal kepada Allah ta'ala,terlebih lagi terdapat pahala dan ganjaran yang besar di dalam doa.

Wallahu a'lam

🌐 https://islamqa.info/ar/220639

🖋 Alih bahasa : Juantara

و صلى الله على نبينا محمد وعلى آله و صحبه و سلم
و آخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa bukti Anda cinta kepada Allah ta'ala

ISTRI MENGELUH KARENA BANYAK TAMU

TANDA AMALAN DITERIMA [ KHUTBAH JUMAT ]